Jumat, 21 September 2012

Teori Psikoanalitik Menurut Sigmund Freud




Sigmund Freud adalah pencipta teori psikoanalitik, ia mengawali karir ilmiahnya sebagai ahli neurologi menggunakan metoda hipnosis. Karena sering gagal, ia menggunakan metoda baru, yaitu metoda asosiasi bebas. Dalam metoda ini, pasien diperintahkan untuk mengatakan apa saja yang ada di pikirannya. Dari sini Sigmund Freud menemukan tema konsisten yang merupakan manisfestasi keinginan dan rasa takut bawah sadar.

Freud menganggap kepribadian itu terdiri dari 3 bagian:

1.      alam sadar (kesadaran)
2.      alam prasadar (keprasadaran)
3.      alam tak sadar (ketaksadaran)

Sigmund Freud menyamakan pikiran manusia seperti gunung es Bagian kecil di atas permukaan air adalah kesadaran. Sedangkan massa yang jauh lebih besar di bawah permukaan air adalah bawah sadar, suatu gudang untuk impuls, keinginan dan kenangan yang tidak dapat diraih yang mempengaruhi pola pikir manusia.

Sigmund Freud bukan orang pertama yang menemukan pengaruh mental bawah sadar. Shakespeare pernah memasukkannya ke dalam pertunjukannya. Tetapi Freud merupakan orang pertama yang menekankan kepentingan primer dalam kehidupan sehari-hari.
Freud menyatakan bukan hanya semua peristiwa psikologi disebabkan, tetapi sebagian besar darinya disebabkan oleh dorongan yang tidak terpuaskan dan keinginan yang tidak disadari.
Di dalam publikasinya, The Psychopathology of Everyday Life, Freud berpendapat bahwa mimpi, humor, pelupaan, kepeleset lidah berfungsi untuk mengurangi ketegangan psikologi dan memuaskan impuls dan keinginan yang tidak terpenuhi.


Struktur Kepribadian

Menurut Freud, kepribadian terdiri dari tiga subsistem utama yang berinteraksi untuk mengatur perilaku manusia, yaitu :

a. ID
Id terdiri dari dorongan biologis dasar, yaitu kebutuhan makan minum, membuang kotoran dan mendapatkan kenikmatan sensual. Id menuntut kepuasan impuls-impuls tersebut dengan segera.
Id pada anak kecil bekerja mengikuti prinsip kesenangan (pleasure principle): mengejar kesenangan tanpa pertimbangan situasi eksternal.

b. EGO
Ego mengikuti prinsip realita, yaitu pemuasan impuls harus ditunda sampai menemukan situasi yang tepat. Ego memutuskan tindakan yang tepat dan impuls id mana yang dapat dipuaskan dan dengan cara apa pemuasan terebut dilakukan. Ego menjadi perantara tuntutan id realita dunia dan tuntutan super ego.

c. SUPER EGO
Super ego merupakan bagian dari kepribadian yang menilai apakah suatu tindakan benar atau salah .Makna luas super ego adalah representasi internal dari nilai dan moral masyarakat dan mencakup kesadaran individual serta citranya tentang orang yang ideal secara moral. Super ego berkembang sebagai respon terhadap hadiah dan hukuman dari orang tua. Melalui penggabungan standar orang tua ke dalam super ego, perilaku anak akan berada di bawah pengendaliannya sendiri. Melanggar standar super ego atau bahkan impuls untuk melakukan hal yang salah menghasilkan kecemasan. Menurut Freud, kecemasan ini dirasakan sebagai rasa bersalah.

Tiga komponen kepribadian yang sering berlawanan yaitu ego menunda pemuasan yang diinginkan id segera , super ego berperang dengan id maupun ego karena perilaku sering tidak memenuhi moral yang diwakilinya. Kepribadian yang terintegrasi dengan baik memiliki ego yang merupakan kendali kuat namun fleksibel dan mengatur prinsip-prinsip realita.


Dinamika Kepribadian

a. Kekekalan energi
Salah satu akibat dari prinsip kekekalan energi adalah jika impuls atau tindakkan yang
dilarang disupresi, energinya akan mencari penyaluran di sistem lain, kemungkinan muncul dalam bentuk yang kurang pantas. Keinginan id mengandung energi psikis yang harus diekspresikan.Apabila melarang mengekspresikan energi, energi tersebut tidak akan hilang.
 
b. Kecemasan dan Pertahanan
Mekanisme pertahanan ego (defend Mechanisme) pada manusia merupakan senjata yang siap digunakan manusia bila ego seseorang merasa terancam. Hal ini dianggap dapat mengurangi kecemasan dan mencegah terlukanya ego. Ego menahan impuls yang mengancam agar tidak masuk ke kesadaran tetapi tetap di bawah sadar, dari luar tampaknya individu semata-mata melupakan pikiran atau impuls tersebut. Mekanisme pertahanan ini digunakan oleh individu tergantung pada taraf perkembangan dan tingkat kecemasan yang dialaminya.

Contoh mekanisme pertahanan ego :

a.Represi
Represi merupakan salah satu konsep Freud yang sangat penting, yang menjadi dasar bagi pertahanan ego lainnya. Represi adalah melupakan kesadaran traumatis atau yang bisa membangkitkan kecemasan, mendorong kenyataan yang tidak diterima kepada ketidaksadaran atau menjadi tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan.

b.Proyeksi
Proyeksi adalah mengalamatkan peristiwa-peristiwa tertentu yang tidak bisa diterima ego kepada orang lain.

c.Regresi
Regresi adalah melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal. Contohnya anak yang takut sekolah akan memperlihatkan tingkah infantile seperti menangis, mengisap ibu jari, bersembunyi dan menggantungkan diri pada guru.

d.Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah menciptakan alasan yang baik/benar untuk menghindari ego yang terluka, memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak menyakitkan.

e.Sublimasi
Sublimasi adalah menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi secara sosial dapat diterima bagi dorongan-dorongannya.

f.Displacement
Displacement adalah mengarahkan energi kepada objek lain apabila objek asal atau orang sesungguhnya tidak bisa dijangkau.

g.Reaksi formasi
Reaksi formasi adalah melakukan tindakkan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar. Jika perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang menampilkan tingkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan yang bisa menimbulkan ancaman itu.


Tahap Perkembangan Kepribadian

a.Tahap oral
Freud menamakan tahun pertama kehidupan sebagai tahap oral dari perkembangan psikoseksual. Selama periode ini bayi menikmati segala aktivitas memasukkan segala sesuatu yang mereka raih ke dalam mulutnya.

b.Tahap anal
Tahun ke dua kehidupan dinamakan tahap anal oleh Freud, dan percaya bahwa anak menemukan kenikmatan dalam mengeluarkan dan menahan feses.

c.Tahap falik
Dalam tahap falik sekitar 3-6 tahun, anak mulai memperoleh kenikmatan dari memainkan genitalnya. Mereka mulai mengamati perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Mereka mengarahkan impuls seksualnya yang mulai bangkit ke arah orang tua yang berlawanan jenis.
Selama tahap falik ini, anak harus bisa memecahkan konflik Oedipal. Freud mendeskripsikan konflik ini secara jelas pada kasus anak laki laki. Anak laki laki mengarahkan impuls seksual kepada ibunya. Timbul kecemasan dari dalam dirinya, ia takut ayahnya menjadi saingan untuk mendapat kasih sayang ibunya. Menurut Freud, anak laki-laki juga takut ayahya akan membalas impuls seksual itu dengan mengkastrasinya.Rasa takut ini disebut kecemasan kastrasi (castration anxiety). Pemecahan konflik Oedipal mengakhiri tahap falik.

d.Periode laten
Periode ini berlangsung sekitar 7-12 tahun yang disebut masa tenang seksual, sehingga anak kurang memperhatian tubuhnya dengan mengalihkan perhatiannya ke kecakapan yang diperlukan untuk mengatasi lingkungannya.

e.Tahap genital
Tahap ini dialami oleh remaja yang akan mengalami fase matur seksualitas dan fungsi dewasa.


Modifikasi Teori Freud

Freud selalu memodifikasi teorinya, ia terbuka terhadap data yang baru yang sudah tidak dapat ditampung oleh teori awalnya.Tetapi walaupun Freud terbuka dengan data baru, ia secara empati tidak terbuka terhadap opini yang berbeda.Hal ini menyebabkan perpecahan dengan rekannya, sebagian darinya membentuk teori  saingan yang lebih menekankan pada proses motivasional selain dari seksualitas. Para penentang itu lebih menekankan pada peranan ego. Mereka percaya bahwa ego telah ada sejak lahir, berkembang secara terpisah dengan id, dan berfungsi untuk mempelajari bagaimana menghadapi lingkungan dan memahami pengalaman. Salah satu bagian penting dari arah baru ini dinamakan teori hubungan objek, yang membahas perlekatan anak dengan orang lain sepanjang perjalanan perkembangan. Teori ini tidak menolak konsep id atau kepentingan dorongan biologis dalam memiliki motivasi perilaku, tetapi memiliki minat yang sama dalam pertanyaan tertentu seperti derajat perpisahan psikologi dari orang tua, derajat perlekatan dan keterlibatan dengan orang lain, dan perasaan harga diri atau kompetensi individu.

Teori Erik Erikson merupakan contoh dari revisi teori psikoanalitik, ia merasa pandangannya memperluas dan bukan mengubah teori Freud. Bagi Erikson, ciri penting tahun kehidupan adalah anak belajar mempercayai lingkungannya sebagai pemuas kebutuhan, bukan berpusat pada pemuasan oral. Ciri tahun kedua menurut Erikson bukan masalah anal, tetapi anak sedang belajar autonomi. Teori Erikson juga menambahkan lebih banyak tahap untuk mencakup seluruh rentang kehidupan.


Sunaryo. 2002. Psikologi untuk Keperawatan . Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar